Pembelajaran yang Bukan dari Pembelajaran

Sofyan Utiarahman

17 Agustus 2023

Saya pernah berpikir, bahwa pembelajaran pada bulan Agustus nyaris tidak efektif. Hal tersebut disebabkan banyak kegiatan yang diikuti oleh siswa. Di Kabupaten Boalemo misalnya, kegiatan kepramukaan, gerak jalan, lomba dan pertandingan olahraga, tembang kenangan, dan lainnya. Menurut saya, berbagai macam kegiatan tersebut akan menyita waktu belajar murid dan waktu mengajar para guru. Kegiatan pembelajaran di dalam kelas hampir-hampir tak terlaksana.

Lama saya merenungi asumsi saya tersebut. Semakin merenung, saya mendapatkan jawaban bahwa asumsi saya tersebut keliru. Benar-benar keliru. Kegiatan menyemarakkan HUT RI yang diikuti oleh siswa dan dibina oleh guru, ternyata memiliki nilai dan pembelajaran yang sangat bermakna. Memang, pembelajaran instruksional tidak terjadi dalam kurun waktu tertentu. Tetapi, pembelajaran karakter dan nilai adalah dua hal yang dibangun di dalam kegiatan-kegiatan menyemarakkan HUT RI. 

Mengacu kepada Enam Dimensi Profil Pelajar Pancasila (1. Beriman dan bertakwa Kepada TYME dan Berakhlak Mulia; 2) Berkebhinekaan Global; 3) Bergotong royong; 4) Mandiri; 5) Bernalar Kritis; dan 6) Kreatif), hampir keseluruhan dimensi terlaksana di dalam semarak tujuhbelasan. Tidak ada dimensi yang dimarginalkan. Para guru menuntun murid yang mengacu kepada enam dimensi tersebut, yang mungkin di dalam kelas keenam dimensi tersebut tidak terlaksana dalam satu kegiatan pembelajaran di dalam kelas.

Kepala sekolah dan guru di dalam membina dan menuntun peserta didiknya bermodalkan kesabaran di atas kesabaran. Ikhlas di atas sajadah ikhlas. Bersemangat di atas tungku semangat. Rela berpanas ria di bawah terik musim panas saat ini. Sambil mengulum es mambo, meskipun dengan tangan yang bercampur partikel debu. He,..he.. Tujuannya apa? Satu. Ya, tujuannya hanya satu: Agar Peserta Didik binaannya menjadi individu yang unggul, yang bisa bereksplorasi, mampu mandiri, memiliki kekuatan berkreativitas, dan memiliki semangat juang di dalam hidup. Sungguh, harapan mulia dari Sang Guru untuk Negeri ini.

Sangat tepat kebijakan Pemerintahan Jokowi yang menaikkan gaji sebesar delapan persen bagi guru. Karena Guru telah berkinerja dan akan terus meningkatkan kinerjanya semasa baktinya.



Komentar

Postingan populer dari blog ini